Sebagian orang
mungkin berpikir bahwa melakukan konseling dan psikoterapi tidak ada bedanya.
Dua-duanya sama-sama curhat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan baik para
konselor dan psikoterapis sama-sama ingin membantu agar klien dapat menemukan
permasalahan untuk kemudian dapat dipecahkan bersama-sama, namun semua itu
hanya dapat terlaksana dengan baik jika klien dapat membuka diri dan mau diajak
kerjasama. Memang benar, tapi selalu ada perbedaan antara konseling dengan
psikoterapi.
Berikut ini
adalah beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi:
1. Konseling pada
umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang
yang mengalami ganguan psikologis.
2. Konseling lebih edukatif, suportif,
berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih
rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
3. Konseling
lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret, sedangkan
psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah
dan berkembang terus.
Sedangkan menurut
pemahaman Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1. Konseling ditandai
oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive,
situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan
short term”.
2. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh : “supportive (dalam keadaan
krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past,
neurotics and orther severe emotional problems and longterm. Artinya segala
sesuatunya lebih mendalam hingga tuntas dan semua itu perlu waktu serta proses.
Sumber:
konselingindonesia
"konseling-dan-psikoterapi"
arpan.guru-indonesia.net/artikel_detail-18306.html